Rabu, 07 Desember 2016

BAB 1 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BERSAING DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
            Dalam bab bersaing dalam teknologi informasi ini, akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian 1 dari bab ini memperkenalkan konsep-konsep dasar strategi kompetitif yang menekankan pada penggunaan strategis dari sisitem informasi. Bagian II membahas beberapa penerapan strategis yang utama dari teknologi informasi yang digunakan oleh banyak perusahaan saat ini.
BAGIAN 1 : DASAR-DASAR DARI KEUNTUNGAN STRATEGIS
1.1       TI STRATEGIS
Sistem informasi merupakan lebih dari serangkaian teknologi yang mendukung kegiatan operasi bisnis yang efisien, kolaborasi kelompok kerja dan perusahaan, atau pengambilan keputusan bisnis yang efektif. Teknologi informasi dapat merubah cara bisnis bersaing. Juga perlu dilihat bahwa sistem informasi secara strategis yaitu sebagai jarigan kompetitif yang penting, sebagai sebuah cara pembaruan dalam organisasi, dan sebagai sebuah investasi yang diperlukan dalam teknologi-teknologi yang membantu perusahaan agar perusahaan tersebut berhasil.
1.2       KONSEP STRATEGI KOMPETITIF
Peranan utama dari penerapan sistem informasi dalam bisnis adalah untuk menyediakan dukungan yang efektif dari strategi perusahaan untuk memperoleh keuntungan kompetitif dengan melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk mengembangkan produk, layanan, dan kemampuan yang memberikan keuntungan bagi sebuah perusahaan terhadap kekuatan kompetitif yang dihadapinya dalam pasar global.
Peranan ini dapat dicapai melalui sebuah arsitektur informasi strategis yaitu pengumpulan dari sistem informasi strategis yang mendukug atau membentuk posisi kompetitif dan strategi dari sebuah perusahaan bisnis. Sistem informasi strategis dapat berupa sistem informasi apapun (misalkan : TPS, MIS, dan DSS) yang menggunakan teknologi informasi agar sebuah organisasi bisa mendapatkan keuntungan kompetitif, mengurangi kerugian, atau memenuhi tujuan strategis perusahaan lainnya.
1.3       KEKUATAN DAN STRATEGI KOMPETITIF
Sebuah perusahaan mampu bertahan dan berhasil dalam jangka panjang hanya jika perusahaan tersebut berhasil mengembangkan strategi untuk menghadapi lima kekuatan kompetitif yang membentuk struktur kompetisi dalam industrinya.
Kekuatan kompetitif tersebut, yaitu :
            1. Rivalitas pesaing dalam industri.
            2. Ancaman pemain baru.
            3. Ancaman produk pengganti.
            4. Daya tawa pelanggan.
            5. Daya tawar pemasok.
Untuk menghadapi lima kekuatan kompetitif atau tantangan tersebut perusahaan harus bisa satu atau lebih dari lima dasar strategi kompetitif, yaitu :
1.Strategi Biaya Kepemimpinan : mencari cara untuk membantu pemasok atau pelangan mengurangi biaya merek atau meningkatkan biaya pesaing.
2.Strategi Diferensiasi : mengembangkan cara untuk mendiferensiasikan produk dan layanan pesaing atau mengurangi keuntungan diferensiasi dari pesaing.
3.Strategi Inovasi : menemukan cara baru dalam melakukan bisnis strategi ini dapat melibatkan pengembangan produk dan layanan yang berbeda atau masuk ke dalam pasar yang berbeda.
4.Strategi Pertumbuhan : secara signifikan memperluas kapasitas perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa, memperluas hingga ke pasar global, melakukan diversifikasi produk dan layanan yang baru, atau mengintegrasikan ke dalam produk dan layanan yang terkait. Contoh : Intel telah meningkatkan kapasitasnya (dan menurunkan biaya-biayanya) seperti yang juga dilakukan pesaingnya, dengan mempertemukan teknologi yang telah dijalankan dengan kegiatan perancangan/disain dan pabrikasi chip yang terintegrasi.
5.Strategi Aliansi : mendirikan hubungan dan aliansi bisnis yang baru dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan perusahaan lainnya. Hubungan ini bisa melibatkan penggabungan (merger), akuisisi, ventura bersama (joint venture), dll.
                                                                  
1.4      PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI YANG STRATEGIS
            Banyak cara teknologi informasi dapat membantu sebuah bisnis menerapkan lima dasar strategi kompetitif. Perusahaan juga telah menggunakan sistem informasi strategis untuk menerapkan masing-masing dari lima strategi dasar untuk keuntungan kompetitif. Penggunaan utama dari teknologi internet yaitu bagi e-business (bisnis elektronik) dan e-commerce (perdagangan komersial).



Inisiatif Strategi Lain. Terdapat begitu banyak inisiatif strategi bagi perusahaan selain lima strategi dasar. Strategi tersebut termasuk :
1.Mengunci pelanggan atau pemasok dengan membangun hubungan baru yang bernilai dengan mereka.
2.Menciptakan biaya pertukaran dalam hubungan antara sebuah perusahaan dan pelanggannya atau pemasoknya.
3.Meningkatkan halangan untuk masuk yang akan mengecilkan hati atau menunda perusahaan lain dari memasuki sebuah pasar.
4.Meningkatkan investasi dalam TI dengan mengembangkan produk dan layanan yang baru yang tidak mungkin dilakukan tanpa kemampuan TI yang kuat.
1.5       MEMBANGUN SEBUAH BISNIS YANG BERFOKUS PADA PELANGGAN
            Bagi banyak perusahaan, nilai bisnis utama dari sebuah bisnis yang berfokus pada pelanggan adalah menjaga agar pelanggan tetap loyal, mengantisipasi kebutuhan mereka di masa depan, merespon perhatian pelanggan, dan memberikan layanan yang berkualitas tinggi. Fokus strategis pada nilai pelanggan ini menyadari bahwa kualitas, daripada harga, telah menjadi penentu utama dalam sebuah persepsi pelanggan mengenai nilai.
            Teknologi internet dapat membuat pelanggan menjadi titik perhatian dari manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management-CRM) dan aplikasi bisnis elektronik lainnya. Umumnya pelanggan menggunakan internet untuk menanyakan pertanyaan, megirimkan keluhan, mengevaluasi produk, meminta dukungan, serta melakukan dan melacak pemberian.
1.6       RANTAI NILAI DAN SI STRATEGIS
            Konsep lain yang dapat mengidentifikasi kesempatan untuk sistem informasi strategis yaitu konsep rantai nilai yang dikembangkan oleh Michael Porter. Konsep ini memandang sebuah perusahaan sebagai serangkaian dari aktifitas dasar yang menambahkan nilai terhadap produk dan layanannya, dengan demikian menambahkan sebuah margin nilai kepada perusahaan maupun pelanggannya. Dalam kerangka konseptual rantai nilai, beberapa aktifitas bisnis merupakan proses utama dan yang lainnya merupakan proses pendukung.


BAGIAN 2 : MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNTUGAN STRATEGIS
2.1       PENGGUNAAN STRATEGIS DARI TI
            Organisasi mungkin melihat dan menggunakan teknologi informasi di banyak hal. Jika sebuah perusahaan menekankan penggunaan bisnis strategis dari teknologi informasi, manajemennya akan melihat TI sebagai suatu pembeda kompetitif yang utama. Kemudian perusahaan tersebut akan memikirkan strategi bisnis yang menggunakan TI untuk mengembangkan produk, layanan, dan kemampuan yang memberikan keuntungan utama pada dalam pasar di mana perusahaan tersebut bersaing.
2.2       MEREKAYASA ULANG PROSES BISNIS
            Salah satu strategi persaingan yang penting saat ini adalah Rekayasa ulang Proses Bisnis atau Business Process Reengeniring (BPR) sering disebut rekayasa ulang. Rekayasa ulang lebih dari sekedar mengotomatiskan proses bisnis untuk mendapatkan peningkatan efisiensi kegiatan bisnis. Rekayasa ulang adalah suatu kegiatan memikirkan ulang dan merancang perubahan proses bisnis secara radikal untuk tercapainya peningkatan yang dramatis dalam hal biaya, mutu, kecepatan, dan layanan. BPR mengkombinasikan berbagai strategi dengan melakukan inovasi bisnis yang membuat peningkatan kinerja proses bisnis sedemikian rupa sehingga suatu perusahaan dapat menjadi lebih sukses dan lebih kuat dalam suatu pasar yang banyak pesaingnya.
        Banyak perusahaan menemukan bahwa pendekatan dengan pendesainan ulang organisasi merupakan sebuah faktor penting yang memungkinkan untuk dilakukannya perekayasaan ulang, bersama dengan teknologi informasi. Sebagai contoh yaitu penggunaan manajer kasus yang menangani hampir semua tugas dalam sebuah proses bisnis daripada memecah tugas diantara berbagai spesialis yang berbeda.
2.3       MENJADI SEBUAH PERUSAHAAN YANG CERDAS
            Kecerdasan dalam kinerja bisnis yaitu kemampuan untuk bisa berhasil dalam pasar global yang sangat cepat berubah. Sebuah perusahaan yang cedasbisa membuat profit di pasar dengan lini produk yang luas dan usia yang pendek serta dapat menghasilkan pesanan secara individu dan dalam ukuran kesatuan yang berubah-ubah.
            Untuk menjadi sebuah perusahaan yang cerdas, sebuah bisnis harus menggunakan empat strategi dasar, yaitu :
1.   Bisnis harus memastikan bahwa pelanggan menganggap produk atau layanan dari sebuah perusahaan yang cerdas sebagai solusi atas permasalahan individual mereka. Dengan demikian hal itu bisa memberikan nilai pada produk sebagai sebuah solusi.
2.   Sebuah perusahaan yang cerdas akan bekerjasama dengan pelangan, pemasok, perusahaan lain, bahkan dengan pesaingnya agar memungkinkan sebuah bisnis membawa produk ke pasar secepatnya dengan seefektif mungkin, tidak peduli berada dimana sumber daya atau siapa yang memiliki mereka.
3.  Sebuah perusahaan yang cerdas mengorganisasi, sehingga perusahaan itu bisa melewati perubahan dan ketidakpastian.
4.   Sebuah perusahaan yang cerdas mempertimbangkan dampak pada orang dan pengetahuan yang mereka miliki. Dengan memelihara sebuah semangat kewirausahaan, sebuah perusahaan yang cerdas menyediakan insentif yang kuat bagi tanggung jawab, kemampuan beradaptasi, dan inovasi karyawan.
2.4       MENCIPTAKAN SEBUAH PERUSAHAAN VIRTUAL
            Perusahaan virtual (juga disebut organisasi virtual atau korporasi virtual) merupakan sebuah organisasi yang menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan orang, organisasi, asset, dan ide. Perusahaan virtual umumnya membentuk kelompok kerja virtual dan aliansi dengan rekan bisnis yang saling terhubung melalui internet, intranet, dan ekstranet. Dan perusahaan virtual menciptakan kelompok kerja virtual yang fleksibel dan dapat diadaptasikan dan aliansi yang dikaitkan dengan eksploitasi kesempatan bisnis yang sangat cepat berubah.
             Terdapat strategi dasar bisnis dari perusahaan virtual, yaitu :
            1. Berbagi infrastruktur dan risiko dengan rekan aliansi.
            2. menghubungkan kompetisi inti yang saling melengkapi.
            3. mengurangi waktu concept-to-cash dengan saling berbagi.
            4. meningkatkan cakupan fasilitas dan pasar.
            5. mendapatkan akses ke berbagai pasar atau loyalitas pelanggan.
            6. melakukan migrasi dari menjual produk ke menjual solusi.
2.5     MEMBANGUN SEBUAH PERUSAHAAN KNOWLEDGE-CREATING
Manajemen Pengetahuan telah menjadi salah satu dari penggunaan teknologi informasi strategis yang utama. Sistem Manajemen Pengetahuan (KMS-Knowledge Management System) adalah sistem yang digunakan untuk mengatur/mengelola bisnis dan organisasi pembelajaran. Tujuan dari Sistem Manajemen Pengetahuan adalah untuk membantu para pekerja pengetahuan dalam menciptakan, mengorganisir, dan membuat suatu pengetahuan yang penting tentang bisnis, dapat tersedia, kapan saja, dan di mana saja bila diperlukan.
Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan yang bersifat eksplisit seperti acuan kerja, rumusan, proses, atau pengetahuan tersembunyi seperti “praktek terbaik”. Teknologi Internet dan Intranet, bersama dengan teknologi lain seperti GroupWare, Penggalian Data (Data Mining), dan kelompok diskusi secara online dapat digunakan oleh Manajemen Pengetahuan (KM) untuk mengumpulkan, mengedit, mengevaluasi dan mendistribusikan pengetahuan di dalam organisasi tersebut.
Sistem Manajemen Pengetahuan kadang-kadang disebut sistem belajar secara adaptip, karena mereka menciptakan siklus dari organisasi pembelajaran, yang disebut proses belajar adaptip yang berulang, yang memungkinkan pengetahuan dalam perusahaan untuk secara terus menerus membangun dan mengintegrasikan pengetahuan ke dalam proses bisnis, produk, dan jasa. Dengan demikian, akan membantu perusahaan tersebut untuk menjadi suatu penyedia jasa dan barang-barang yang tangkas dan lebih inovatif 


SUMBER : "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN"  Edisi 9, Buku 1
                    JAMES A. O'BRIEN
                    GEORGE M. MARAKAS
                    Penerbit : Salemba Empat (2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar